Jumat, 14 Juli 2017

Tata Cara Shalat Jenazah


Makanan Awet Kenyang

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Salam ceria untuk si Dia, menurut saya makanan yang bikin awet kenyang adalah makanan yang mengandung protein seperti tempe, tahu dan telur, mengapa saya mangatakan hal tersebut? Karena saya sudah membuktikannya.
Sekian cerita Saya,
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Cerita "Saya Takut Cantik"

Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh...
Nama Saya Rodiah asal Riau, mengapa saya takut cantik?
Penasaran? ayok terus baca sampai habis ya.
Aku berasal dari keluarga sederhana dan keluargaku terutama tidak mengajarkan untuk kecantikan rupa, seperti perlatan kosmetik.
Sampai saat ini usia ku 21 tahun akupun belum banyak mengenal alat kecantikan, pada waktu itu aku di kenalkan produk kecantikan nutrisi kulit tepatnya "Multi Spray Internasional".
Memang betul setelah aku rajin memakaikan ke wajah dalam 1 bulan wajahku jadi bersih bebas jerawat,.
Nah karena saya lebih mendingan dari yang dulu jadi banyak laki-laki yang ingin menjadi pacar saya, saya mulai berpikir kalo kayak gini saya jadi takut cantik bisa jadi rebutan. Takutnya cinta ditolak dukun bertindak. nah sekarang saya jadi takut cantik, biarlah wajah apa adanya asalkan hati baik ahlaknya.
Sekian cerita saya,
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...


Rabu, 12 Juli 2017

Manajemen Informatika

Fauna Jellyfish


Flora Crysanthemun


Binatang Koala


Bunga Tulip


Penguin



Mengapa Shalat Itu Penting



Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarokatuh...
Bissmillaahirrohmanirrohmanirrohim...Alhamdulillaahirobbil ‘alamiin washalatu wassalamu ‘ala asyrofil anbyai wal mursaliin wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in. Amma ba’du

Yang terhormat Bapak kepala TPA/MDTA Al-Quds,
Yang saya hormati Bunda Guru TPA/MDTA Al-Quds, dan
Yang saya sayangi teman-teman seperjuangan.

Pertama kalinya mari kita panjatkan rasa puja dan puji syukur kita kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya kita dapat berada di dalam ruangan ini untuk melaksankan kegiatan rutin kita yaitu “Didikan Shubuh”.
Kedua kalinya shalawat dan salam marilah kita hadiahkan kepangkuan Rasulullah SAW., Allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad. Semoga kita mendapat syafaat beliau di akhir zaman kelak. Allahumma aamiin......

Hadirin hadiroh yang di rahmati Allah,
Setiap manusia sudah pasti memiliki orang tua. Tidak satupun manusia yang lahir tanpa orang tua. Maka kita harus menghormati orang tua kita. Disamping memiliki orang tua, kita juga memiliki guru, guru adalah orang yang mengajarkan kepada kita tentang berbagai ilmu, batapa mulianya mereka, sehingga kita wajib berbakti kepada guru.
Maka dalam kesempatan yang berbahagia ini perkenankanlah saya menyampaikan kultum dengan judul “Berbakti Kepada Kedua Orang Tua dan Guru”.

Muslim wal muslimat yang berbahagia,
Sebagai seorang muslim kita wajib berbakti kepada Ibu dan Bapak kita sebagai mana firman Allah SWT., dalam surah An-Nisa ayat 36 : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua.”
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, ayat tadi memerintahkan kepda kita agar senantiasa menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dan berbuat baik kepada kedua orang tua kita. Cobalah kita hitung jasa kesua orang tua kita, tentu tidak akan mampu menghitungnya, karena jasa mereka sangat besar tiada terkira.

Teman-teman yang berbahagia,
Suati hari ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW., siapakah yang patut memperoleh penghormatan terbaik dariku wahai Nabi?
“Ibumu”, jawab Nabi dengan singkat.
“Lalu siapa lagi?”, sahabat kembali bertanya.
“Ibumu”, Nabi tetap meberi jawaban yang sama.
“Lalu siapa?” sahabat terus bertanya.
“Ibumu.” Lagi-lagi Nabi memberi jawabn yang sama sampai tiga kali.
“Lalu siapa lagi wahai Nabi?” sahabat bertanya lagi.
“Ayahmu.” Jawab Nabi.

Teman-teman yang selalu dalam lindungan Allah,
Karena itulah barang siapa yang durhaka kepada kedua orang tua, niscaya Allah akan menurunkan siksa dan neraka balasannya.
Hdirin hadirot yang dirahmati Allah,

Disamping menghormati orang tua, kita juga harus menghormati guru, karena beliaulah yang mengajarkan kita dengan berbagai ilmu pengetahuan serta mendidik kita menjadi orang berguna di masa yang akan datang. Walau bagaimmana tinggi pangkatnya seseorang. Mereka pasti bekas murid yang tetap berhutang budi kepada gurunya yang pernah mendidikknya dimasa dulu.
Oleh karena itu Islam mengajarkan kita suapaya menghormati guru dan memuliakannya sebagaimana kita memuliakan ibu bapak kita. Karena merekalah yang menyampaikan ilmu kepada kita untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW., bersabda :”Siapa memuliakan orang alim atau guru sesungguhnya dia memuliakan Allah”.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,
Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan.
Billahit taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...

Keutamaan Menuntut Ilmu



Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarokatuh...
Bissmillaahirrohmanirrohmanirrohim...Alhamdulillaahirobbil ‘alamiin washalatu wassalamu ‘ala asyrofil anbyai wal mursaliin wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in. Amma ba’du

Yang terhormat Bapak kepala TPA/MDTA Al-Quds,
Yang saya hormati Bunda Guru TPA/MDTA Al-Quds, dan
Yang saya sayangi teman-teman seperjuangan.

Pertama kalinya mari kita panjatkan rasa puja dan puji syukur kita kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya kita dapat berada di dalam ruangan ini untuk melaksankan kegiatan rutin kita yaitu “Didikan Shubuh”.
Kedua kalinya shalawat dan salam marilah kita hadiahkan kepangkuan Rasulullah SAW., Allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad. Semoga kita mendapat syafaat beliau di akhir zaman kelak. Allahumma aamiin......

Hadirin hadirot yang dirahmati Allah,
Sebagimana kita maklumi bersama bahwa Allah akan mengangkat derajat manusia berdasarkan Iman dan Ilmu. Sebagimana firman Allah dalam surah Al-Mujadalah ayat 11 : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Ilmu adalh cahaya kehidupan yang diberikan Allah kepada manusia, dimana dengan ilmu seseorang dapat memperoleh petunjuk untuk menjalani hidup didunia.

Teman-teman yang berbahagia,
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib. Kewajiban menuntut ilmu ditegaskan dalam hadits Nabi :”Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”.
Sudah jelas dan tegas hadits diatas menyebutkan bahwa menuntut ilmu itu diwajibkan bukan saja kepada laki-laki, juga kepada perempuan. Tidak ada perbedaan bagi laki-laki ataupun perempuan dalam mencari ilmu, semuanya wajib dan tidak terkecuali.

Muslim dan muslimat yang berbahagia,
Menuntut ilimu itu tidak mengenal batas usia. Sebagaimana hadits Nabi: “Carilah ilmu dari sejak dalam buaian samapai liang lahat”.
Artinya sejak lahir sampai kita masuk dalam kubur pun kita wajib menuntut ilmu. Ilmu itu sanagat penting karena ilmu adalah perantara atau saran untuk bertakwa. Dan dengan takwa maka manusia akan menerima kedudukan yang terhormat di sisi Allah SWT,.
Teman-teman yang di rahmati Allah,
Dari penjelsan tadi dapat disimpulkan bahwa:
1.      Ilmu merupakan cahaya kehidupan dalam kegelapan yang akan membimbing manusia ke jalan yang benar.
2.      Orang yang berilmu dijanjikan Allah akan ditinggikan derajatnya menjadi orang yang mulia beserta orang-orang yang beriman.
3.      Ilmu dapat membantu manusia untuk meningkatkan taraf hidup menuju kesejahteraan baik rohani maupun jasmani.
4.      Ilmu merupakan alat untuk membuka rahasia alam, rahasia kesuksesan hidupdidunia maupun di akhirat.
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,
Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan.
Billahit taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...

Susunan Acara Muhadhoroh



Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarokatuh...
Bissmillaahirrohmanirrohmanirrohim...Alhamdulillaahirobbil ‘alamiin washalatu wassalamu ‘ala asyrofil anbyai wal mursaliin wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in. Amma ba’du
Yang terhormat Bapak kepala TPA/MDTA Al-Quds,
Yang saya hormati Bunda Guru TPA/MDTA Al-Quds, dan
Yang saya sayangi teman-teman seperjuangan.
Pertama kalinya mari kita panjatkan rasa puja dan puji syukur kita kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya kita dapat berada di dalam ruangan ini untuk melaksankan kegiatan rutin kita yaitu “Didikan Shubuh”.
Kedua kalinya shalawat dan salam marilah kita hadiahkan kepangkuan Rasulullah SAW., Allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad. Semoga kita mendapat syafaat beliau di akhir zaman kelak. Allahumma aamiin......
Saya sebagai pembawa acara kegiatan “Didikan Shubuh” tidak akan memperpanjang kata-kata mukadimah, langsung saja:
Kegiatan pertama yaitu pembacaan ayat suci Al-Quran yang akan di bacakan oleh
Kegiatan kedua yaitu hafalan dari TPA/MDTA, kepada teman-teman dan adik-adik dipersilahkan
Kegiatan yang ketiga yaitu kultum pertama oleh teman kita Afifah Salsabila dipersilahkan dengan hormat
Kegiatan yang empat yaitu kultum yang kedua oleh teman kita Fadlan Rizki dipersilahkan dengan hormat
Kegiatan yang kelima yaitu ceramah Agama oleh Bunda Wira Puspa Aggraini S.Pd.I dipersilahkan dengan segala hormat
Kegiatan selanjutnya yaitu do’a yang akan di bacakan oleh saudara
Tibalah saatnya di penghujung kegaitan kita di pagi hari ini, saya pembawa acara memohon maaf bila ada kesalahan.
Billahi taufiq wal hidayah
Wassalamua’alaikum warohmatullahi wabarokatuh....

Pentingnya Shalat



Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa ini nampaknya menjadi sebab utama, kenapa banyak dari kaum muslimin tidak mengerjakan shalat. Tak usah jauh-jauh untuk melaksanakan sholat sunnah, sholat 5 waktu yang wajib saja mereka tidak kerjakan padahal cukup 10 menit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan shalat dengan khusyuk. Bukan sesuatu yang mengherankan, banyak kaum muslimin bekerja banting tulang sejak matahari terbit hingga terbenam. Pertanyaannya, kenapa mereka melakukan hal itu? Karena mereka mengetahui bahwa hidup perlu makan, makan perlu uang, dan uang hanya didapat jika bekerja. Karena mereka mengetahui keutamaan bekerja keras, maka mereka pun melakukannya. Oleh karena itu, dalam tulisan yang singkat ini, kami akan mengemukakan pembahasan keutamaan shalat lima waktu dan hukum meninggalkannya. Semoga dengan sedikit goresan tinta ini dapat memotivasi kaum muslimin sekalian untuk selalu memperhatikan rukun Islam yang teramat mulia ini.
Kedudukan Shalat dalam Islam
Shalat memiliki kedudukan yang agung dalam islam. Kita dapat melihat keutamaan shalat tersebut dalam beberapa point berikut ini[1].
1) Shalat adalah kewajiban paling utama setelah dua kalimat syahadat dan merupakan salah satu rukun islam.
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Romadhon.”[2]
2) Shalat merupakan pembeda antara muslim dan kafir.
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya batasan antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah shalat. Barangsiapa meninggalkan shalat, maka ia kafir” [3]. Salah seorang tabi’in bernama Abdullah bin Syaqiq rahimahullah berkata, “Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.”[4]
3) Shalat adalah tiang agama dan agama seseorang tidak tegak kecuali dengan menegakkan shalat.
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.”[5]
4) Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala  mengatakan,’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”  Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.”[6]
5) Shalat merupakan Penjaga Darah dan Harta Seseorang
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mau mengucapkan laa ilaaha illalloh (Tiada sesembahan yang haq kecuali Allah), menegakkan shalat, dan membayar zakat. Apabila mereka telah melakukan semua itu, berarti mereka telah memelihara harta dan jiwanya dariku kecuali ada alasan yang hak menurut Islam (bagiku untuk memerangi mereka) dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah Ta’ala.”[7]
Keutamaan Mengerjakan Shalat 5 waktu
Shalat memiliki keutamaan-keutamaan berupa pahala, ampunan dan berbagai keuntungan yang Allah sediakan bagi orang yang menegakkan sholat dan rukun-rukunnnya dan lebih utama lagi apabila sunnah-sunnah sholat 5 waktu dikerjakan, diantara keutamaan-keutamaan tersebut adalah
1) Mendapatkan cinta dan ridho Allah
Orang yang mengerjakan shalat berarti menjalankan perintah Allah, maka ia pantas mendapatkan cinta dan keridhoan Allah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah (wahai muhammad): “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)
2) Selamat dari api neraka dan masuk kedalam surga
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 71). Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Rahimahullahu ta’ala berkata, “Yang dimaksud dengan kemenangan dalam ayat ini adalah selamat dari api neraka dan masuk kedalam surga”[8]. Dan melaksanakan sholat termasuk mentaati Allah dan Rasul-Nya.
3) Pewaris surga Firdaus dan kekal didalamnya
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman … dan orang-orang yang memelihara sholatnya mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Mu’minun: 1-11)
4) Pelaku shalat disifati sebagai seorang muslim yang beriman dan bertaqwa
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al Baqarah: 2-3)
5) Akan mendapat ampunan dan pahala yang besar dari  Allah
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Ahzab: 35)
6) Shalat tempat meminta pertolongan kepada Allah sekaligus ciri orang yang khusyuk
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al Baqarah: 45)
7) Shalat mencegah hamba dari Perbuatan Keji dan Mungkar
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Ankabut: 45)
Hukum Meninggalkan Shalat
Di awal telah dijelaskan bahwa shalat merupakan tiang agama dan merupakan pembeda antara muslim dan kafir. Lalu bagaimanakah hukum meninggalkan shalat itu sendiri, apakah membuat seseorang itu kafir?
Perlu diketahui, para ulama telah sepakat (baca: ijma’) bahwa dosa meninggalkan shalat lima waktu lebih besar dari dosa-dosa besar lainnya. Ibnu Qayyim Al Jauziyah –rahimahullah- mengatakan, ”Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.”[9]
Adapun berbagai kasus orang yang meninggalkan shalat, kami dapat rinci sebagai berikut:
Kasus pertama: Meninggalkan shalat dengan mengingkari kewajibannya sebagaimana mungkin perkataan sebagian orang, ‘Sholat oleh, ora sholat oleh.’ [Kalau mau shalat boleh-boleh saja, tidak shalat juga tidak apa-apa]. Jika hal ini dilakukan dalam rangka mengingkari hukum wajibnya shalat, orang semacam ini dihukumi kafir tanpa ada perselisihan di antara para ulama.
Kasus kedua: Meninggalkan shalat dengan menganggap gampang dan tidak pernah melaksanakannya.  Bahkan ketika diajak untuk melaksanakannya, malah enggan. Maka orang semacam ini berlaku hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Inilah pendapat Imam Ahmad, Ishaq, mayoritas ulama salaf dari shahabat dan tabi’in. Contoh hadits mengenai masalah ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.”[10]
Kasus ketiga: Ttidak rutin dalam melaksanakan shalat yaitu kadang shalat dan kadang tidak. Maka dia masih dihukumi muslim secara zhohir (yang nampak pada dirinya) dan tidak kafir. Inilah pendapat Ishaq bin Rohuwyah yaitu hendaklah bersikap lemah lembut terhadap orang semacam ini hingga dia kembali ke jalan yang benar. Wal ‘ibroh bilkhotimah [Hukuman baginya dilihat dari keadaan akhir hidupnya].[11]
Kasus keempat: Meninggalkan shalat dan tidak mengetahui bahwa meninggalkan shalat membuat orang kafir. Maka hukum bagi orang semacam ini adalah sebagaimana orang jahil (bodoh). Orang ini tidaklah dikafirkan disebabkan adanya kejahilan pada dirinya yang dinilai sebagai faktor penghalang untuk mendapatkan hukuman.
Kasus kelima: Mengerjakan shalat hingga keluar waktunya. Dia selalu rutin dalam melaksanakannya, namun sering mengerjakan di luar waktunya. Maka orang semacam ini tidaklah kafir, namun dia berdosa dan perbuatan ini sangat tercela sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al Maa’un [107] : 4-5)[12]
Nasehat Berharga: Jangan Tinggalkan Shalatmu!
Amirul Mukminin, Umar bin Al Khoththob –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan, “Sesungguhnya di antara perkara terpenting bagi kalian adalah shalat. Barangsiapa menjaga shalat, berarti dia telah menjaga agama. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam, bagi orang yang meninggalkan shalat.“
Imam Ahmad –rahimahullah- juga mengatakan perkataan yang serupa, “Setiap orang yang meremehkan perkara shalat, berarti telah meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu. Seseorang yang dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah, sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu, sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu.“[13]
Ibnul Qoyyim mengatakan, “Iman adalah dengan membenarkan (tashdiq). Namun bukan hanya sekedar membenarkan (meyakini) saja, tanpa melaksanakannya (inqiyad). Kalau iman hanyalah membenarkan (tashdiq) saja, tentu iblis, Fir’aun dan kaumnya, kaum sholeh, dan orang Yahudi yang membenarkan bahwa Muhammad adalah utusan Allah (mereka meyakini  hal ini sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka), tentu mereka semua akan disebut orang yang beriman (mu’min-mushoddiq).“[14]
Semoga tulisan sederhana ini dapat memotivasi kita sekalian dan dapat mendorong saudara kita lainnya untuk lebih perhatian terhadap shalat lima waktu. Hanya Allah yang memberi taufik.