Sabtu, 25 Juli 2020

Nggak Glowing Nggak diHargai

Assalamu'alaikum Warohmatullah Wabarokatuh...

"Nggak Glowing Nggak di Hargai"

Jujur saya merasa sedih membaca kata-kata seperti itu yang kebanyakan diutarakan oleh mereka yang mungkin bisa dibilang glowing. dikatakan glowing yaitu "kulit wajahnya yang putih mulus tanpa noda".

Mengapa saya sedih, sebegitu rendahkah pandangan manusia terhadap manusia lain. Bagaimana engkau memandang sang penciptamu yang tak berupa, bahkan engkau belum pernah melihat sekalipun. Sedangkan Allah SWT Yang Maha Segalanya kebaikan pun tak membedakan rupa hambanya berdasarkan keglowingan wajahnya, namun berdasarkan ketaqwaanya terhadap Tuhan nya.

Mengapa saya sedih, karena saya tergolong yang "Nggak Glowing" sebegitunyakah saya tak dihargai???

Terimakasih sudah membaca.

Wassalamu'alaikum Warohmatullah Wabarokatuh...

Matematika Hitung Keuangan

Assalamu'alaikum wr.wb
Selamat pagi Teman-teman yang setia membaca blog.
Kali ini Saya akan memposting seputar pengertian Bunga Tunggal.

Bunga Tunggal

Bunga adalah uang yang dibayar oleh perorangan atau organisasi atas penyesuaian sejumlah uang yang disebut uang pokok (modal).
Bunga biasanya dibayar pada akhir jangka waktu tertentu yang telah dispesifikasikan, misalnya tahunan,setengah tahunan, kuartalan atau bulanan. Total uang pokok dan bunganya disebut jumlah uang.

Suku bunga atau tingkat bunga adalah perbandingan antara bunga yang di kenakan dalam satu satuan waktu tartentu dengan uang pokok. Satuan pokok waktu diambil satu tahun kecuali dispesifikasikan lain. Suku bunga dinyatakan dalam presentasi (%).

Bunga tunggal adalah bunga yang dihitung pada modal awal untuk jangka waktu penggunaan modal tersebut.Bunga tunggal I atas modal awal M untuk n tahun pada suku bunga p tahun dinyatakan oleh:

I=Mpn
dan jumlah uang (modal + bunga) setelah n tahun Mn dinyatakan oleh:
Mn=M(1+pn)
Sekian terimaksih. Wassalamu'alaikum wr.wb

kisahku #part2

assalamu'alaikum warohhmatullah wabarakatuh...

lanjut cerita 2 tahun lalu ya sahabat, berikut kelanjutannya...

ketika itu dia berniat menikahi saya kemudian si dia pun memberanikan diri menemui ibu saya.
mungkin ada yang aneh kenapa nemuin ibu, tidak nemuin bapak. karena, 19 tahun silam bapak saya telah meninggal dunia.

lanjut,,, ketika si dia menemui ibu saya dan mengutarakan isi hatinya bahwa hendak melamar saya untuk jadi istrinya, awalnya ibu saya tidak menerima karena saya sedang kuliah kemudian saya pun membujuk ibu saya untuk menerima lamaran si dia, dan akhirnya ibu saya menerima lamaran si dia dengan syarat menikah setelah lulus kuliah dan dia pun menerima persyaratannya karna di ketahui pendidikan saya tinggal di tempuh beberapa bulan lagi. karena ketika itu saya sengan menggarap karya ilmah yang bernama Tugas Akhir Manajemen Informatika (D3).

akhirnya acara lamaran saya pun di gelar secara terbuka, ketika malam itu di pasang kan cincin emas dan melingkar di jari manis kiri saya oleh ibundanya si dia. namun selang satu bulan acara gelar lamaran, kabar yang menurut kami buruk akhirnya pun datang.....

aduuuhh apa yaaa,,penasaran ikuti kelanjutan kisahnya ya......

wassalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh...

Praktikum Menggunakan Aplikasi SPSS-Mata Kuliah Statistika Bisnis-Manajemen Informatika-UNIKS


PRAKTIKUM MENGGUNAKAN SPSS

Mata Kuliah
“STATISTIKA BISNIS”
DosenPengampu
Walhidayat S.Kom.,M.Kom


Description: uniks


Disusunoleh:
RODIAH
150206008
Program StudiManajemenInformatika
Fakultas TEKNIK


UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI


Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan praktikum Statistika Bisnis.

   Praktikum ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan praktikum ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan praktikum ini.
    
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki praktikum ini.
    
    Akhir kata kami berharap semoga praktikum ini bermanfaat dan dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

    
                                                                                      Teluk Kuantan,
30 Juli 2016

    
                                                                                             Penyusun

DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................................              i
Daftar Isi..................................................................................................................             ii

Praktikum 1 ValiditasdanReliabilitas
Bab 1 Teori...............................................................................................................             1
Bab 2 LangkahPengujian.........................................................................................             8
Bab 3 Output............................................................................................................           15
Bab 4 Kesimpulan....................................................................................................           18

Praktikum 2 Uji Beda t-TES
Bab 1 Teori...............................................................................................................           19
Bab 2 LangkahPengujian.........................................................................................           23
Bab 3  Output...........................................................................................................           30
Bab 4 Kesimpulan....................................................................................................           31

Praktikum3  KorelasidanRegresi
Bab 1 Teori...............................................................................................................           33
Bab 2 LangkahPengujian.........................................................................................           35
Bab 3 Output............................................................................................................           39
Bab  4Kesimpulan....................................................................................................           43
BAB I
TEORI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A.  Validitas (Keshahihan) Data
1.      Pengertian Validitas
Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang artinya “sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsiukurnya”.
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Terkandung disini bahwa ketepatan validitas pada suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur variabel A dan kemudian memberikan hasil pengukuran mengenai variabel A, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas tinggi. Suatu tes yang dimaksudkan mengukur variabel A akan tetap menghasilkan data mengenai variabel A’ atau bahkan B, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas rendah umtuk mengukur variabel A dan tinggi validitasnya umtuk mengukur validitasnya umtuk mengukur variabel A’ atau B.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya mengenai perbedaan yang satu dengan yang lain.
Menurut Wlizer (1987)  validitas adalah tingkatan kesesuaian antara suatu batasan konseptual yang diberikan dengan bantuan operasional yang telah dikembangkan.
Menurut Aritonang R. (2007) validitas adalah suatu instrumen berkaitan dengan kemampuan instrumen itu untuk mengukur atau mengungkap karakteristik dari variabel yang dimaksudkan untuk diukur.
Menurut Masri Singarimbun, validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Bila seseorang ingin mengukur berat suatu benda, maka dia harus menggunakan timbanagan. Timbangan adalah alat pengukur yang validbila dipakai untuk mengukur berat , karena timbanagn memang mengukur berat.Bila panjang suatu benda yang ingin diukur, maka dia harus menggunakan meteran. Meteran adalah alat yang valid untuk mengukur panjang suatu panjang benda. Tetapi timbangan bukanlah alat yang valid untuk mengukur panjang benda.
Menurut Suharsimi Arikunto, validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang diukur.
Menurut Soetarlinah Sukadji, validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu tes tidak begitu saja melekat pada tes itu sendiri, tapi tergantung penggunaan dan subyeknya.
Instrumen tersebut dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur atau mengukur apa yang diinginkan dengan tepat (Supranto,1997). Pengujian validitas, instrumen diuji dengan menghitung koefisien korelasi antara skor item dan skor totalnya dalam taraf signifikansi 0,05 dengan rumus Korelasi Product Moment Pearson. Instrumen bisa dikatakan valid mempunyai nilai r hitung > r tabel dengan tingkat signifikansi korelasi di bawah α = 0,05 (Santoso 2004) dengan rumus:

2.      Jenis-jenis Validitas
Pembagian jenis-jenis validitas menurut Ebel (1988)
a.       Concurrent validity
Concurrent validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antar skor dengan kinerja.
b.      Construct validity (valididtas konstruk)
Construct validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta mendapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.
c.       Face validity (validitas muka)
Face validity adalah validitas yang berhubungan apa yang nampak dalam mengukur sesuatudan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.
d.      Factorial validity
Factorial validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-faktor yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran prilaku lainnya, dimana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.
e.       Empirical validity
Empirical validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
f.       Intrinsic validity
Intrinsic validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji coba untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bahwa suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
g.      Predictive validity
Predictive validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerja seseorang dimasa mendatang.
h.      Content validity
Content validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari suatu populasi.
i.        Curricular validity
Curricular validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari pengukuran dan menilai seberapa jauh pengukuran dan menilai seberapa jauh pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.
j.        Content validity (validitas isi)
              Content validity adalah validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional.
k.      Logical validitas (validitas logis) / Sampling validity (validitas sampling)
Logikal validitas adalah validitas yang menunjuk pada sejauh mana isi alat ukur merupakan representasi dari aspek yang hendak diukur.
B.    Reliabilitas (Reliability)
1.   Pengertian Reliabilitas
Menurut Walizer (1987) reliabilitas adalah keajegan pengukuran.
Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily (2003) reliabilitas adalah hal yang  dapat dipercaya.
Popham (1995) menyatakan bahwa reliabilitas adalah “...the degree of which test score are free from error measurement”.
Menurut Masri Singarimbun reliabilitas, adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dipercaya ataudapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur gejala yang sama.
Menurut Brennan (2001) reliabilitas merupakan karakteristik skor, bukan tentang tes ataupun bentuk tes.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004) reliabilitas menujukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
Menurut Aiken (1987) sebuah tes dikatakan reliabel jika skor yang diperoleh oleh peserta relatif sama meskipun dilakukan pengukuran berulang-ulang.
Menurut Feldt dan Brennan (1989) keandalan sebuah alat ukur dapat dilihat dari dua petunjuk yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien reliabilitas. Kedua statistik tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Reliabilitas atau keandalan adalah konsistensi dan serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas, artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang diukur.
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauhmana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat statistik. Berdasarkan sejarah, reliabilitas sebuah instrumen dapat dihitung melalui dua cara yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien reliabilitas. Edua statistik tersebut memiliki keterbatasannya masing-masing.
Kesalahan baku pengukuran merupakan rangkuman inkonsistensi peserta tes dalam unit-unit skala skor, sedangkan koefisisen reliabilitas merupakan kuantifikasi relibilitas dengan merangkum konsistensi (inkonsistensi) diantar beberapa kesalahan pengukuran.
Reliabilitas alat ukur tidak dapat diketahui dengan pasti tetapi dapat diperkirakan. Dalam mengestimasi reliabilitas alat ukur alat ukur, ada tiga cara yang digunakan yaitu (1) pendekatan tes ulang,
(2) pendekatan dengan tes pararel, dan
(3) pendekatan satu kali pengukuran.
Pendekatan tes ulang adalah pemberian perangkat tes yang sama terhadap sekelompok subjek sebanyak dua kali dengan selang waktu yang berbeda. Asumsinya adalah bahwa skor yang dihasilkan oleh tes yang sama akan menghasilkan skor tampak yang relatif sama. Estimasi dengan pendekatan tes ulang akan menghasilkan koefisien stabilitas. Untuk memperoleh koefisien reliabilitas melalui pendekatan tes ulang dapat dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi linear antara distribusi skor subyek pada pemberian tes pertama dengan skor subyek pada pemberian tes kedua. Pendekatan tes ulang sangat sesuai untuk mengukur ketrampilan fisik.
Uji reliabilitas untuk mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukkan
tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau kosistensi alat dalam mengungkap gejala tertentu pada waktu yang berbeda. Instrumen dikatakan reliabel jika dapat digunakan untuk mengukur variabel berulangkali yang menghasilkan data yang sama atau hanya sedikit bervariasi. Uji reliabilitas untuk menguji konsistensiinstrumen menggunakan koefisien Alpha Cronbach dan memiliki tingkat kehandalan yang dapat diterima (reliabel), Nilai koefesien reliabilitas yang terukur ≥ 0,6 (Uma Sekaran, 2000), dengan rumus :

2.      Jenis-jenis Reliabilitas
a.       Reliabilitas stabilitas
Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama atau serupa untuk setiap orang atau setiap unit yang diukur setiap anda mengukurnya. Reliabilitas ini menyangkut penggunaan indicator yang sama, definisi operasional, dan prosedur pengumpulan pada setiap saat, dan mengukurnya pada waktu yang berbeda. Untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur skornya haruslah sama atau hampir sama.
b.      Reliabilitas Ekivalen
Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan jenis ukuran yang berbeda pada waktu yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu atau lebih indikator yang berbeda, batasan-batasan operasional, peralatan pengumpulan data, dan / atau pengamat-pengamat.
Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang sama bisa menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut teknik belah-tengah. Cara ini sering dipakai dalam survai. Apabila satu rangkaian pertanyaan yang mengukur satu variabel dimasukkan dalam suatu kuesioner, maka pertanyaan tersebut dibagi dua bagian persis lewat cara tertentu. (Pengacakan atau pengubahan sering digunakan untuk teknik belah tengah). Hasil masing-masing bagian pertanyaan diringkas kedalam skor, lalu skor masing-masing bagian tersebut dibandingkan. Apabila skor itu relatif sama, dicapailah reliabilitas belah tengah. Reliabilitas ekivalen dapat juga diukur dengan menggunakan teknik pengukuran yang berbeda.
3.      Metode Pengujian Reliabilitas
a.       Teknik Paralel (Paralel Form atau alternate Form)
Teknik  paralel disebut juga teknik “double test double trial”. Sejak awal peneliti harus sudah menyususn dua perangkat instrument yang paralel (ekuivalen), yaitu dua buah instrumentyang disusun berdasarkan satu buah kisi-kisi. Setiap butir soal dari instrument yang satu selalu harus dapat dicarikan pasangannya dari instrument kedua. Kedua instrument tersebut diujicobakan semua. Sesudah kedua uji coba terlaksana, maka hasil instrumen tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus product moment (korelasi Pearson).
b.      Teknik Ulang (Test Re-test)
Disebut juga teknik “single test double trial”. Menggunakan sebuah instrument, namun dites dua kali. Hasil atau skor pertama dan kedua kemudian dikorelasikan untuk mengetahui besarnya indeks reliabilitas. Teknik perhitungan yang digunakan sama dengan yang digunakan pada teknik pertama yaitu rumus korelasi Pearson.
Menurut Saifuddin Azwar, reliabilitas tes-retest adalah seberapa besar derajat skor test konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas diukur dengan menentukuan hubungan antara skor hasil penyajian tes yang sama kepada kelompok yang sama, pada waktu yang berbeda.
Metode pengujian reliabilitas stabilitas yang paling umum dipakai adalah mrtodr prngujian tes kembali (test-retest). Metode test-retest menggunakan ukuran atau “test” yang sama untuk variabel tertentu pada satu saat pengukuran yang diulangi lagi pada saat yang lain. Cara lain untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas, bila kita menggunakan survai adalah memasukkan pertanyaan yang sama di dua bagian yang bebeda dari kuesioner atau wawancara.
Kesulitan terbesar untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas adalah membuat asumsi bahwa sifat / variabel yang akan diukur memang benar-benar bersifat stabil sepanjang waktu. Karena kemungkinan besar tidak ada ukuran yang andal dan shahih yang tersedia. Satu-satunya faktor yang dapat membuat asumsi-asumsi ini adalah pengalaman, teori dan atau/atau putusan terbaik. Dalam setiap kejadian, asumsi ini selau ditantang dan sulit rasanya mempertahankan asumsi tersebut atas dasar pijakan yang obyektif.
c.       Teknik Belah Dua (Split Halve Method) atau teknik “single test single trial”
Peneliti boleh hanya memiliki seperangkat instrument saja dan hanya diujicobakan satu kali kemudian hasilnya dianalisis, yaitu dengan cara membelah seluruh instrument menjadi dua sama besar. Cara yang diambil untuk membelah soal bisa dengan membelah atas dasar nomor awal-akhir, dan dengan cara undian.
Reliabilitas ini diukur dengan menentukan hubungan antara skor dua paruh yang ekuivalen suatu tes, yang disajikan kepada seluruh kelompok pada suatu saat. Karena reliabilitas belah dua mewakili reliabilitas hanya separuh tes yang sebenarnya, rumus Spearman-Brown dapat digunakan untuk mengoreksi koefisien yang didapat.

Konsep reliabilitas didasarkan pada asumsi bahwa dalam tiap pengetesan selalu ada:
X : skor yang kita peroleh dari hasil pengetesan (skor Tampak)
T : skor yang menggambarkan kapasitas seseorang yang sesungguhnya (skor Murni)
e  :  faktor lain selain kapasitas yang juga menyumbang terhadap perolehan X yang disebut juga error.
Dan ketiganya terkait satu sama lain dalam persamaan seperti ini:
X = T + e
Ini dapat dibaca sebagai berikut:
Dalam setiap pengetesan, hasil tes yang kita peroleh merupakan fungsi penjumlahan dari skor Murni dan Error. Tes dapat dikatakan reliabel jika Tes menghasilkan error yang kecil, sehingga hasil tes makin mencerminkan kapasitas yng sebenarnya (atau X = T).












BAB II
LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN

A.  Langkah-langkah Menguji Validitas
Langkah-Langkah Uji Validitas dengan SPSS, yaitu:
1.      Masukan data ke Worksheet SPSS dengan perintah File/Open/Data

2.      Dari menu utama SPSS pilih menu Analyze, kemudian pilih submenu Corrolate, lalu pilih Bivariate





3.      Tampak dilayar tampilan Windows Bivariate Correlation

4.      Isikan data ke Kotak Variabel Yaitu Variabel Konstruk dan Skor Total
5.      Pilih Oke












6.      Tampilkan Output SPSS



B.       Langkah-langkah Menguji Reliabilitas
Langkah-Langkah Uji Reliabilitas dengan SPSS, yaitu:
1.    Masukan data ke Worksheet SPSS dengan perintah File/Open/Data







2.    Dari menu utama SPSS pilih menu Analyze, kemudian pilih submenu Scale lalu
pilih Reliability Analysis

3.    Tampak dilayar tampilan Windows Reliability Analysis









4.    Isikan data kotak indicator variabel kedalam kotak Items dan pilih Model Alpha

5.    Pilih tombol Statistics sehingga tampak dilayar windows Reliability analysis
Statistics











6.  Pilih bagian descriptive for, pilih item, scala, scala if item deleted dan inter-itemCorelation

7.  Pilih continue dan oke










8.  TampilkanOutput SPSS











BAB III
OUTPUT UJI VALIDITAS Dan UJI RELIABILITAS
A.  Output Hasil Uji Validitas
Correlations

[DataSet1] D:\Kampus kuliah (MI)\MI (semester 2)\statistika bisnis\Data Uji Validitas.sav

Correlations


X1
X2
X3
X
X1
Pearson Correlation
1
.924**
.960**
.986**
Sig. (2-tailed)

.000
.000
.000
N
15
15
15
15
X2
Pearson Correlation
.924**
1
.887**
.965**
Sig. (2-tailed)
.000

.000
.000
N
15
15
15
15
X3
Pearson Correlation
.960**
.887**
1
.971**
Sig. (2-tailed)
.000
.000

.000
N
15
15
15
15
X
Pearson Correlation
.986**
.965**
.971**
1
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000

N
15
15
15
15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Penjelasan Hasil Uji Validitas:
Dari output uji validitas instrumen (data) menunjukkan bahwa keseluruhan item adalah valid karena memiliki koefisien korelasi (r) 0,30 atau dan nilai signifikan dari seluruh instrumen berada di bawah α = 0,05. Sehingga seluruh item-item dalam instrumen penelitian ini dapat dipergunakan dalam analisis selanjutnya.
Cara melihat hasil dari Validitas kita dapat melihatnya di Output pada SPSS dan di Output Correlations bisa dilihat hasil dengan tanda (*) adalah vallid. Bintang satu menunjukkan bahwa instrument valid pada 1 kali pengujian dengan taraf signifikasi 95% (0,05). Bintang 2 (**) menunjukkan bahwa instrument valid pada 2 kali pengujian dengan taraf signifikasi 99% (0,01).


B.  Output Hasil Uji Reliabilitas
Reliability

[DataSet1] D:\Bahan Kuliah\MI (semester 2)\statistika bisnis\Data Uji Validitas.sav

Warnings
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.





Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N
%
Cases
Valid
15
93.8
Excludeda
1
6.3
Total
16
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.882
.987
4

Item Statistics

Mean
Std. Deviation
N
X1
4.13
.915
15
X2
3.13
.990
15
X3
4.20
.862
15
X
11.47
2.696
15

Inter-Item Correlation Matrix


X1
X2
X3
X

X1
1.000
.924
.960
.986

X2
.924
1.000
.887
.965

X3
.960
.887
1.000
.971

X
.986
.965
.971
1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X1
18.80
20.171
.980
.
.831
X2
19.80
19.743
.948
.
.828
X3
18.73
20.781
.960
.
.844
X
11.47
7.267
1.000
.
.971












Scale Statistics
Mean
Variance
Std. Deviation
N of Items
22.93
29.067
5.391
4

Penjelasan Hasil Uji Reliabilitas:
Dari output uji reliabilitas menunjukkan nilai koefisien alpha (α) dari seluruh item instrumen 0,60 berarti semua item data (instrumen) dapat dipercaya keandalannya. Dapat disimpulkan bahwa seluruh butir (item) yang digunakan adalah reliabel oleh karena itu, kusioner yang digunakan dapat dikatakan layak sebagai instrumen untuk melakukan pengukuran.
Jadi, reliabilitas apkah sama dengan keajegan? Jika kita melihat permasalahan ini dari kacamata asumsi yang mendasari pemikiran reliabilitas diatas, maka reliabel = ajeg. Tentu saja dengan persyaratan yang mustahil untuk dipenuhi tadi. Tapi jika dilihat dalam konteks aplikasinya, reliabilitas tidak selau sama dengan keajegan, tergantung dari pendekatan mana yang digunakan untuk mengestimasinya.
Mungkin akan lebih aman jika kita menyebut reliabillitas sebagai “tingkat kepercayaan”, seberapa jauh hasil tes dapat dipercaya. Suatu instrument dikatakn reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.
Uji reliabilitas dilakukan dengan membandingkan butir Alpha item setiap butir variabel dengan Alpha. Jika Alpha item lebih kecil dari Alpha maka butir variabel telah reliabel. Tapi jika Alpha item lebih besar dari Alpha maka butir tersebut tidak reliabel.














BAB IV
KESIMPULAN

Dalam prosedur konstruksi atau penyusunan test, sebelum melakukan estimasi terhadap reliabilitas dan validitas, dilakukan terlebih dahulu prosedur item yaitu dengan menguji karakteristik masing-masing item yang akan menjadi bagian tes yang bersangkutan. Item-item yang tidak memenuhi persyaratan tidak boleh diikutkan sebagai bagian dari test.
Pengujian reliabilitas dan validitas hanya layak dilakukan terhadap kumpulan item-item yang telah dianalisis dan diuji. Beberapa teknik seleksi yang biasanya dipertimbangkan dalam prosedur seleksi adalah adalah koefisien korelasi item-total, indeks reliabilites item, dan indeks validitas item. Pada tes yang dirancang untuk mengungkap abilitas kognitif dengan format item pilihan ganda, masih ada karakteristik item yang seharusnya juga dianalisis seperti tingkat kesukaran item dan efektivitas distraktor. Salah satu parameter fungsi pengukuran item yang sangat penting adalah statistic yang memperlihatkan kesesuaian antara fungsi item dengan fungsi tes secarakeseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi item-total.
Dasar kerja yang digunakan dalam analisis item dalam hal ini adalah memilih item-item yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi ukur test  seperti dikehendaki penyusunnya. Dengan kata lain adalah memilih item yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes secara keseluruhan.
Pengujian keselarasan fungsi item dengan fungsi ukur tes dialakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap item dengan distribusi skor total tes itu sendiri. Prosedur ini akan menghasilkan koefisien korelasi item total (r it) yang juga dikenal dengan sebutan parameter daya beda item.












BAB I
TEORI UJI BEDA (t-TES)
A. Pendahuluan
Dalam analisis dependensi kita sering diperhadapkan dengan analisis data yang ingin melihat hubungan antara variabel independent (yang bersifat kategori atau skala non-metrik) dan variabel dependent (yang bersifat kontinyu, metrik yangberskala interval dan rasio). Alat uji statistika yang cocok untuk masalah tersebut tergantung dari jumlah kategorik dari variabel independent. Alat uji yang sering digunakan adalah Uji Beda Satu Sampel (One-Sample t Test). Oleh karena ini, pokok bahasan ini akan mengkaji pengujian statistika dengan menggunakan uji beda 60 (t-Tes) yang meliputi: pengertian dan kegunaan; menghitung uji beda (t-Tes) baik satu sampel maupun dua sampel; dan pengolahan data dengan uji beda (t-Tes) serta menginterprestasikan hasil pengolahan data dengan menggunakan sofware SPSS.
Analisis komparatif atau analisis komparasi atau uji beda adalah bentuk analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan diantara dua kelompok data (variabel) atau  lebih. Analisis komparatif atau uji perbedaan ini sering disebut uji signifikansi. Terdapat dua jenis komparatif, yaitu komparatif antara dua sampel dan komparatif k sampel (komparatif antara lebih dari dua sampel). Kemudian setiap model komparatif sampel dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampel yang berkolerasi (terkait) dan sampel yang tidak berkolerasi atau independen (Misbahuddin, 2013).
Sampel dikatakan berkolerasi (terkait) apabila sampel-sampel tersebut satu sama lain tidak terpisah secara tegas (nonmutually exclusive), artinya anggota sampel yang satu ada yang menjadi anggota sampel lainnya. Sampel-sampel dikatakan independen (saling lepas) apabila sampel-sampel tersebut satu sama lain terpisah secara tegas, artinya anggota sampel yang satu tidak menjadi anggota sampel lainnya (Hasan, 2010).
Dalam kasus satu sampel, uji parametrik yang digunakan adalah t-test untuk membedakan antara rata-rata nilai sampel pengamatan (observed) dengan nilai rata-rata yang diharapkan (populasi). Uji t mengasumsikan bahwa populasi teristribusi normal atau skore sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Interpretasi dari uji t mengasumsikan bahwa variabel diukur paling tidak dengan skala interval (Ghozali, 2006).
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terkait. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau:

            H0:bi = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:

            Ha: bi ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statitik t.statistik t dihitung dari formula sebagai berikut:

            t = (bi – 0)/S = bi/S
Dimana S = deviasi standar, yang dihitung dari akar varians. Varians atau S2 diperoleh dari SSE dibagi dengan jumlah derajat kebebasan (degree of freedom). Dengan kata lain:
Dimana n = jumlah observasi; k= jumlah parameter dalam model, termasuk intercept.

Menurut Riduwan dan Sunarto (2011), analisis perbandingan satu variabel bebas dikenal dengan Uji t atau t test. Tujuan Uji t adalah  untuk mengetahui perbedaan variabel yang dihipotesiskan. Uji t ini mempunyai dua rumus yang dapat digunakan, yaitu:
Standar deviasi populasi diketahui, menggunakan rumus Z hitung. 

Zhitung           = Harga yang dihitung dan menunjukkan nilai standar deviasi pada 
                        distribusi normal (tabel Z)
x                      = Rata-ratanilai yang diperoleh dari hasil pengumpulan data.
N                     = Jumlah Populasi penelitian
μ0                    = Rata-rata nilai yang dihipotesiskan
σ                      = Standar deviasi populasi yang telah diketahui                                           
Standar deviasi sampel tidak diketahui, menggunakan rumus t hitung

t hitung            = Harga yang dihitung dan menunjukkan nilai standar deviasi pada 
                        distribusi normal (tabel t)
x                      = Rata-ratanilai yang diperoleh dari hasil pengumpulan data.
N                     = Jumlah Populasi penelitian
μ0                    = Rata-rata nilai yang dihipotesiskan
S                      = Standar deviasi populasi yang telah diketahui       


Kuncoro (2004) memberikan pendapat tentang cara melakukan uji t adalah dengan cara sebagai berikut:
1.)      Quick Look. Bila jumlah degree of freedom adalah 20 atau lebih, dan dengan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain, kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
2.)      Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel: apanila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibanding nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

B. Pengertian Uji Beda Satu Sampel dan Dua Sampel
1.  Uji Beda Satu Sampel (One-tailed Test)
Uji Beda Satu Sampel (One-tailed Test) adalah adalah menguji suatu nilai tertentu yang diberikan sebagai pembanding berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Bentuk pernyataan hipotesis yang daerah penolakannya hanya berada pada satu sisi saja dari kurva normal. Jika daerah penolakan berada pada sisi kanan maka disebut uji beda satu arah (One-tailed Test) positif, karena hasil hitungnya selalu positif. Selanjutnya apabila daerah penolakan berada pada sisi kiri maka disebut uji beda satu arah (One-tailed Test) positif, karena hasil hitungnya selalu Negatif.
2. Uji Beda Dua Sampel (Two tailed Test)
Uji Beda Dua Sampel (Two tailed Test) adalah Uji Beda Dua Sampel (Two Sample t Test) adalah Membandingkan rata-rata dua group yang berhubungan satu dengan yang lain (independent Sampel t test) atau Menguji dua sampel yang berpasangan (Paired Sampel t test), Apakah kedua grup tersebut mempunyai ratarata secara Nyata/Signifikan. Bentuk hipotesis yang akan menolak Ho pada dua daerah penolakan, yaitu Ho akan ditolak apabila nilai hitung (thitung) lebih kecil dari daerah kritis negatif (kiri) atau lebih besar dari titik kritis positif (kanan). Daerah penerimaan atau penolakan Ho uji beda satu sampel dan dua sampel.

Gambar 6.1 Daerah penerimaan atau penolakan Ho uji beda satu sampel


Gambar 6.2 Daerah penerimaan atau penolakan Ho uji beda dua sampel

C. Uji Beda Satu Sampel (One-Sample t Test)
Prosedur Pengujian Uji Beda Satu Sampel (One-Sample t Test) adalah : Karakteristik: Dipergunakan untuk menguji data sampel yang mempunyai rata-rata yang masih sama dengan populasinya atau masih sama dengan nilai standarnya. Dalam pengujian ini varians 2 tidak diketahui, dihitung :


Data: Susun data X1, X2,......Xn, (Sebaiknya dalam bentuk kolom) kemudian  hitunglah rata-rata x serta S2. Tentukan besarnya n (sampel).
Asumsi :
1.    Data Xi menebar mengikuti sebaran normal
2.    Nilai diketahui (sebagai standar pembanding)
3.    2 tidak diketahui dan harus diduga dengan S2
Hipotesis Nol : Ho : X = (Penggunaan Tabel t/Sig. t sebagai pembanding)
Uji Statistika :

thitung =    (  =
Kaidah Keputusan :
Jika Ha: X >µ Tolak Ho apabila thitung> tα atau sig. t < α
Jika Ha: X <µTolak Ho apabila thitung< -tα atau sig. t < α
Jika Ha: X ≠µTolak Ho apabila thitung> tα/2 atau sig. t < α
D. Uji Beda Dua Sampel (Two Sample t Test )
Uji beda t-test dua sampel digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji beda t- tes dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel atau formulasinnya sbb:
Selanjutnya dalam pengujian Uji beda t-test dua sampel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Uji Independent Sampel t Test (Uji Dua Sampel Independent/ Unpaired) yaitu membandingkan rata-rata dari dua grup (sampel) yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya. Apakah kedua grup (sampel) mempunyai rata-rata yang sama atau tidak.
2. Uji Dependent Sampel t Test (Uji Dua Sampel Dependent/Paired) yaitu menguji dua sampel yang berpasangan apakah mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda atau tidak.






BAB II
LANGKAH PENGERJAAN UJI BEDA (t-TES)
Uji Beda Satu Sampel (One-Sample t-Test)
1.      Contoh Kasus 1:

Langkah-langkah uji beda satu sampel (One-SAmple t Test) dengan SPSS Yaitu:

1.   Masukan data ke Worksheet SPSS dengan perintah File/Open/Data



2.  Dari menu utama SPSS pilih menu Analyze, kemudian pilih submenu Compare Means, lalu pilih One-Sample t-Test


3. Tampak dilayar tampilan Windows One-Sample t-Test









4. Isikan data ke Kotak Test Variabel Yaitu Produktivitas, lalu Ketik angka standar yang ditetapkan pada test Value

5. Pilih Oke










6. Tampilkan Output SPSS
2.    Contoh kasus 2:
Seorang mahasiswa Jurusan Manajemen melakukan observasi apakah pretasi belajar mahasiswa bebas tes sama dengan prestasi belajar mahasiwa yang mengikuti tes. Berdasarkan kondisi empiris yang terjadi, maka dugaan sementara oleh mahasiswa yang melakukan observasi tersebut bahwa “Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretasi belajar mahasiwa yang bebas tes dan yang mengikuti tes”. Untuk kepentingan pengujian penarikan sampel secara Jugmend atas 17 orang mahasiswa. Data yang diperoleh atas pengukuran pretasi belajar melalui Indeks Prestasi Komulatif (IPK) dalam kurun waktu 2 semester terakhir sebagai berikut:
Rekapitulasi Data Hasil Observasi:
Sampel
Status Mahasiswa (X)
IPK (Y)
1
BT
2,86
2
TBT
3,65
3
TBT
3,12
4
BT
2,45
5
TBT
1,67
6
TBT
3,89
7
TBT
4
8
BT
3,25
9
TBT
2,45
10
BT
2,78
11
BT
1,78
12
BT
3,24
13
TBT
2,5
14
BT
2,64
15
TBT
3,55
16
BT
2,24
17
TBT
3,46
Nama Variabel
Tipe Data
Label
Status Mahasiswa
Numerik/Kategorik/Nominal Kualitatif
1 = BT (Bebas Tes)
2 = TBT (Tidak Bebas Tes)
Prestasi Belajar
Numerik/Rasio (Kuantitatif)
Indeks Prestasi Komukatif (IPK)

Diminta: a. Lakukan perhitungan Uji Beda (t-Tes) melalui software SPSS
b. Interprestasikan dan simpulkan output dari hasil pengujian dengan level
of signifikan α = 0,10 (10%)
Langkah-langkah uji beda satu sampel (One-Sample t Test) dengan SPSS Yaitu:
1.    Masukan data ke Worksheet SPSS dengan perintah File/Open/Data



















2.    Dari menu utama SPSS pilih menu Analyze, kemudian pilih submenu Compare Means, lalu pilih One-Sample t-Test

3.    Tampak dilayar tampilan Windows One-Sample t-Test








4.    Isikan data ke Kotak Test Variabel Yaitu IPK, lalu Ketik angka standar yang ditetapkan pada test Value

5.    Plih Oke








6.    Tampilkan Output SPSS

BAB III
OUTPUT UJI BEDA (t-TES)

Output Uji Beda (t-TES) Kasus 1

T-Test
[DataSet1] D:\Bahan Kuliah\MI (semester 2)\statistika bisnis\Data Uji t-TES Kasus 1.sav

One-Sample Statistics

N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Produktivitas
16
32.69
2.442
.610


One-Sample Test

Test Value = 32                                     

t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference

Lower
Upper
Produktivitas
1.126
15
.278
.688
-.61
1.99
Penjelasan :
Hasil pengolahan data tingkat produktivitas pada varitas baru menunjukkan nilai sig. T (2-tailed) sebesar 0,278 > 0,05 atau nilai thitung – 0,987 < ttabel – 1,573 berarti produktivitas varitas baru tersebut masih dapat dianggap sama dengan standar.

Output Hasil Uji Beda Kasus 2

T-Test

[DataSet1] D:\Bahan Kuliah\MI (semester 2)\statistika bisnis\Data Uji T-TES kasus 2.sav
One-Sample Statistics


N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean

IPK
17
2.9135
.69027
.16742

One-Sample Test

Test Value = 32                                     

t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference

Lower
Upper
IPK
-173.738
16
.000
-29.08647
-29.4414
-28.7316









Penjelasan:
Hasil pengolahan data IPK pada varitas baru menunjukkan nilai sig. T (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 atau nilai thitung – 0,987 < ttabel – 1,573 berarti IPK varitas baru tersebut dapat dianggap kurang dengan standar.

IV
KESIMPULAN

Uji beda dikenal juga dengan nama uji-t (t-test ).  Konsep dari uji beda adalah membandingkan nilai rata-rata beserta selang kepercayaan tertentu (confidenceinterval) dari dua populasi. Prinsip pengujian dua rata-rata adalah melihat perbedaan variasikedua kelompok data. Oleh karena itu dalam pengujian ini diperlukan informasi apakah varian kedua kelompok yang diuji sama atau tidak. Varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya.Dalam menggunakan uji-t ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat/asumsi utama yang harus dipenuhi dalam menggunakan uji-t adalah data harus berdistribusi normal.Jika data tidak berdistribusi normal, maka harus dilakukan transformasi data terlebih dahulu untuk menormalkan distribusinya. Jika transformasi yang dilakukan tidak mampu menormalkan distribusi data tersebut, maka uji-t tidak valid untuk dipakai, sehingga disarankan untuk melakukan uji non-parametrik seperti Wilcoxon (data berpasangan) atauMann-Whitney U (datindependen).Berdasarkan karakteristik datanya maka uji beda dua rata-rata dibagi dalam dua kelompok, yaitu: uji beda rata-rata independen dan uji beda rata-rata berpasangan.
Uji beda itu baru bisa kalau data yang digunakan itu data yang tipenya kuantitatif. Uji beda ada pembagian-pembagiannya antara lain:
1.      Uji T untuk menguji rata-rata pada satu kelompok sampel disebut one sampel T Test. nah pengujian ini dilakukan antara lain untuk menguji homogenitas data, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan rata-rata suatu kelompok sampel dengan nilai pembanding yang ditetapkan.
2.      Uji T untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang saling bebas atau Independent Sample T-Test. Melalui pengujian ini, dapat diketahui signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling tidak berhubungan.
3.      Uji T mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau berpasangan (Paired Sample T-Test). Melalui pengujian ini dapat diketahui signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling berhubungan.







BAB I
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI
A.    Pendahuluan
Istilah ”Regresi” pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun1886. Galton menemukan adanya tendesi bahwa orang tua yang memiliki tubuh tinggi. memiliki anak-anak yang tinggi pula begitu pula sebaliknya. Subyek analisis regresi mempelajari hubungan antara variabel dengan tujuan untuk membentuk suatu model untuk kepentingan peramalan. Pokok bahasan analisis regresi akan dijelaskan pengertian dan kegunaan analisis regresi; metode perhitungan analisis resgresi dan asumsi-asumsi yang mendasari; pengolahan data menggunakan analisis regresi serta penginterprestasian output dengan sofware MS Excel dan SPSS.

B.     Pengertian dan Kegunaan Analisis Regresi
Analisis regresi adalah suatu persamaan matematika yang mendefinisikan hubungan antara dua variabel. Tujuan analisis regresi yaitu memprediksi besarnya variabel tergantung dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya.
Bentuk persamaan regresi dengan dua variabel indenpenden adalah:
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Bentuk persaman regresi dengan 3 veriabel independen adalah
Y = a + b X1 + b2 X2 + b3 X3
Bentuk umum persamaan regresi untuk k variabel indendent dapat dirumuskan:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + … + bk Xk
Persamaan untuk mendapatkan koefisien regresi pada prinsipnya menggunakan metode ordinary least square(OLS) adalah meminimumkan jumlah kuadrat deviasi di sekitar garis regresi. Nilai koefisien regresi a. b1. dan b2 dapat dipecahkan secara simultan dari tiga persamaan berikut:
C.    Validitas Model dan Prosedur analisis Regresi

Analisis regresi memiliki validitasi model yang dapat dibedakan atas tiga yaitu:
1.      Akurasi model : Koefisien determinasi. R2. semakin besar semakin akurat untuk kepentingan prediksi.
2.      Ketelitian model : P-Value uji F pada ANOVA (Uji koefisien serempak) untuk kepentingan generalisasi hasil prediksi) dan P-Value uji t (uji koefisien regresi secara parsiil) untuk kepentingan generalisasi eksplanasi.
3.      Pemilihan Model : Akaike Information Criterion. semakin kecil semakin baikScharz Criterion. semakin kecil semakin baik R2 adjusted. semakin besarsemakin baik.
 Analisis korelasi adalah suatu teknik statistika yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan atau korelasi antara dua variabel atau lebih. Dalam analisis korelasi dikenal ada dua jenis hubungan yaitu positif dan negatif.

Rumus Untuk Menentukan Koefisien Korelasi

Rumus koefisien korelasi tersebut dinyatakan sebagai berikut:

Koefisien determinasi (r2)

Dalam analisis korlasi juga penting untuk menentukan koefisien determinasi yaitu bagian dari keragaman total variabel tak bebas Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang mempengaruhi atau independent).

Koefisien determinasi = r2

D.    Tujuan analisis
Regresi bertujuan mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependent dengan variabel independent. Teknik estimasi variabel dependent yang melandasi analisis regresi yang disebut Ordinary Least Square (OLS) (pangkat kuadrat terkecil). Metode OLS diperkenalkan pertama kali oleh Carsl Freidrich Gauss. seorang ahli matematik dari Jerman. Inti metode OLS adalah mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut. Hasil regresi adalah berupa koefisien dari masing-masing variabel independent. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependent dengan suatu persamaan. Secara ringkas analisis regresi mempelajari sejauh mana variabel respon(Y) bergantung pada variabel predikator (X). korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukan hubungan fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependent dengan variabelindependent.



BAB II

PENGUJIAN KORELASI

A.    Korelasi Menggunakan Ms Excel
LangkahpengujiankorelasimenggunakanMs, Excel :

1.      Masukkan data pada Tabel
                                                                                                                             
2.      Selanjutnya masukkan rumusnya seperti gambar dan setelah itu tekan enter
B.     Regresi Menggunakan SPSS
LangkahpengujianRegresimenggunakanSPSS :
1.      Isi semua data tabel spss
2.      Selanjutnya Ikuti langkah sebagai berikut ;
3.      Untuk selanjutnya Plots , Y Memakai Dependnt dan X Zresid lalu Histogram dan Normalprobality di centang keduanya  lalu klik Continue seperti gambar dibawah ini

4.      Setelah klik Continue tadi maka kliklah Statistics yang berada diatas plots , Lalu pada Statistics Centang descriptives an klik continue
5.      Selanjutnya klik Save dan pilih Unstandarized
Setetlah itu klik Ok dan tunggu outputnya













BAB III
OUTPUT KORELASI DAN REGRESI
A.    Korelasi
B.     Regresi
BAB IV
Kesimpulan
Korelasi merupakan hubungan antara  dua kejadian dimana kejadian yang satu dapat mempengaruhi eksistensi kejadian yang lain, Misalnya kejadian X mempengerahui kejadian Y. Apabila dua variable X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variable X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk memperkirakan/menaksir atau meramalkan Y. Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan/taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian(nilai suatu variabel) untuk waktu yang akan datang. Variable yang nilainya akan diramalkan disebut variable tidak bebas (dependent variable), sedangkan variabel C yang nilainya dipergunakan untuk meramalkan nilai Y disebut variable bebas (independent variable) atau variable peramal (predictor) atau seringkali disebut variable yang menerangkan (explanatory).
Jadi jelas analisis korelasi ini  memungkinkan kita untuk mengetahui suatu di luar hasil penyelidikan, Salah satu cara untuk melakukan peramalan adalah dengan menggunakan garis regresi. Untuk menghitung parameter yang akan dijadikan dalam penentuan hubungan antara dua variabel, terdapat beberapa cara, yaitu: koefisien detreminasi, koefisien korelasi. Apabila terdapat data berkelompok menggunakan koefisien data berkelompok dan bila menggunakan data berganda maksudnya variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat ada dua, maka menggunakan koefisien berganda.Sedangkan regeresi di bagi menjadi dua, yaitu regresi linier dan regresi non linier. Dimana regresi linier juga dibagi menjadi dua yakni regresi linier sederhana dan regresi linier berganda.